Monthly Archives: October 2016

Cicak di Dindingmu

di sudut kau terduduk

sepuluh bangku kita berjarak

kau tenggelam dalam earphone-mu

aku pun,

menelisikmu dari sini.

Aku lebih suka, kau yang ku lihat dari sini

 

Kau seperti gunung Semeru, Bung.

Kegagahanmu tampak utuh dari jauh,

kalau ku mendekat,

kau terjal. Penuh misteri.

buatku takut.

 

biarlah aku duduk disini.

menunggumu pergi, lalu di pagi hari melihatmu kembali ke sudut itu.

Menjadi cicak di dinding yang tak pernah kau sadari.

 

 

Hari ini, dalam puluhan detik kita berpapasan.

Hari ini aku bertemu kamu dengan jaket jins mu yang kusam itu.

“Kamu sombong,” kataku.

Lalu tak lama kemudian kita bergurau seperti biasa yang suka kita lakukan dulu.

Ada rasa hangat. Lalu hujan pun rasanya menjadi mentari cerah di angkasa.

Ku tembus hujan dengan rasa hangat memenuhi pipiku.

Ah, Yu.

Kepada A–

​untuk A–

mengapa selalu ada jarak

antara aku dan kau,

setelah 16 tahun 

insiden itu
kehilangan temporer

buatku pedih

hingga asa, hidup, terasa jauh di nanti
satu.. dua, tiga.

bulan- bulan berlalu

meninggalkan luka,
16 tahun.

penawar luka nihil
kutekan–

kutekan–

ini luka

ini raga

ingin memafkan, namun tak bisa

A–yah

A Short Analysis of Seamus Heaney’s ‘Digging’ — Interesting Literature

One of my favorite poems!

 

A reading of a classic Heaney poem ‘Digging’ appeared in Seamus Heaney’s first collection, Death of a Naturalist, in 1966. Like a number of the sonnets by Tony Harrison – who was born two years before Heaney – ‘Digging’ is about a poet-son’s relationship with his father and the sense that the working-class son, by […]

melalui A Short Analysis of Seamus Heaney’s ‘Digging’ — Interesting Literature

Ku ketuk—Menunggu

Ku ketuk,

Tok tok—tok

Ku ketuk,

lapisan pengedap suara yang terlalu tebal,

membuatmu sulit digapai

 

Ku ketuk,

tiga kali—lagi

Sepi—Tak ada diksi

lihat gelombang  monoton itu

menunggu—

 

Lihat aku,

bukan—

dengar aku.

Izinkanku mengulitimu

hingga jantungmu,

yang menghentak: —dum—dum—dum

buatku luluh,

 

Ku ketuk,

Menunggu—

satu, dua, tiga,

tahun-tahun berlompatan—

Once, my friend said that “You can’t please everyone.”

But, I don’t know it doesn’t work for me. I always see Elmo as my role model in this field.

I don’t know who is Marat Safin, but he says

“I just want to make everyone happy.”

While Elmo has been successful in making everyone happy, I’m just.. trying, trying..

hard.